Kamis, 15 April 2010

Pembelajaran Membaca dan Sastra Anak di Kelas Tinggi

Diposting oleh el falasifah di 16.54 0 komentar
A. Hubungan Antara Membaca Dan Sastra
Fungsi karya sastra dalam mengembangkan kemampuan membaca dapat disebut sebagai nilai pendidikan. Lehman menemukan bahwa pembelajaran berdasarkan karya sastra membina hubungan sosial antar murid dan guru.
Manfaat sastra berfungsi sebagai alat menghibur sekaligus juga mendidik. Ada dua nilai yang diperoleh dari sastra yaitu:
1. Memahami kebutuhan akan kepuasan pribadi
2. Pengembangan kemampuan berbahasa
Karya sastra juga berfungsi sebagai pemberi penguatan pada kemampuan berfikir naratif, dan juga mengembangkan wawasan.
Menurut Tomkins keberwacanaan merupakan kemampuan menggunakan membaca dan menulis dalam menunaikan tugas-tugas yang bertalian dalam dunia kerja dan kehidupan di luar sekolah. Dari pernyataan tersebut dapat dicirikan bahwa keberwacanaan mengacu pada ketrampilan membaca dan menulis secara efektif.
Pengembangan keberwacanaan dapat dilaksanakan melalui pemanfaatan sastra anak-anak sebagai media pembelajaran membaca dan menulis. Hal ini bardasarkan pada bahwa sastra dapat mengembangkan bahasa anak.
Membacakan cerita atau puisi anak dapat menggerakkan minat anak dalam membaca. Menyimak cerita dapat memperkenalkan pola-pola bahasa dan pengembangan kosa kata dan maknanya.

B. Pengembangan Pembelajaran Membaca Berdasarkan Karya Sastra
1. Pembelajaran Membaca Berlandaskan Sastra
Pembelajaran ini menggunakan pendekatan dan strategi untuk membantu perkembangan ketrampilan berbahasa. Pembelajaran ini bersifat terpadu. Pengajaran sastra dalam KBK tahun 2004 bukan lagi berdasarkan pengajaran tentang sastra atau pengetahuan sastra melainkan digunakan sebagai sarana untuk mengembangkan kemampuan berbahasa dan mengembangkan kepribadiannya.
2. Pengertian dan Pemilihan Bahan Membaca
Membaca bukan kegiatan yang pasif. Membaca adalah komunikasi interaktif yang meliputi latar belakang pengalaman pembaca, bahasa, dan suatu organisasi gagasan-gagasan.
Membaca pada dasarnya proses perkembangan yang terjadi sepanjang hayat seseorang. Kriteria pemilihan bahan membaca:
a. Bahan harus sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak (aspek usia dan minat)
b. Tingkat linguistik dan stilistik (kosakata dan struktur bahasa sastra harus terjangkau oleh kemampuan)
c. Latar belakang
Teks yang akan diajarkan harus sesuai dengan latar belakang siswa dan pola kehidupan.
Menurut Center dan Long dalam Rofi’uddin dan Zuhdi ada 11 kriteria pemilihan teks yaitu:
a. Ketersediaan teks bacaan
b. Teks harus menjadikan pilihan bahan sastra yang representatif.
c. Teks sastra tersebut dikenal siswa
d. Teks harus selaras dengan kurikulum
e. Teks harus selaras dengan budaya si pembaca (siswa)
f. Teks dikategorikan baru
g. Secara konseptual mudah bagi pembaca
h. Teks yang panjang lebih kompleks dibandingkan teks yang pendek
i. Teks berasal dari karya yang sempurna
j. Teks itu berhubungan dengan teks lain
k. Tema dan subjek teks dipilih dari jenis sastra
Usaha yang erat kaitanya dalam meningkatkan keterampilan membaca adalah masalah strategi pembelajaran membaca karya sastra. Tujuan pokok strategi ini adalah memberikan kemudahan belajar sehingga terdapat perhatian atau penekanan khusus pada pihak pembelajar. Salah satu strategi yang relevan dengan pendekatan ketrampilan proses adalah strategi strata, yang memiliki 3 langkah pokok:
a. Penjelajahan
Penjelajahan dapat dilakukan dengan membaca, bertanya, mengamati, menyaksikan pementasan, dan kegiatan lain yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman tentang cipta sastra yang sedang dijelaskan.
b. Interpretasi
Setelah penjelajahan maka penafsiran dilakukan dengan cara penampilan dalam bentuk lain atau dengan jalan menganalisis unsur-unsur yang membangun cipta sastra tesebut.
c. Rekreasi
Langkah ini merupakan pendalaman siswa yang ditugaskan untuk mengkreasikan hal-hal yang sudah dipahaminya dengan menuliskan suatu bagian dalam sastra.
Secara garis besar, karya sastra dapat dikelompokkan menjadi puisi, prosa, dan drama. Kriteria penulisan puisi sebagai bahan pembelajaran:
a. Memberikan kegemaran dalam sejarah
b. Menjadi bagian dalam sejarah
c. Karya pengarang yang cukup bagus menurut ujian waktu
d. Problematik baik dari segi bentuk dan isinya
e. Karya dalam unsur musikal, agar menarik minat siswa
f. Sesuai dengan kemampuan siswa
g. Kaya dengan makna konotatif dan makna kias agar siswa dapat memahami perasaan yang menyertainya dan asosiasi yang ditimbulkannya sehingga siswa lebih peka terhadap bahasa puisi
h. Berhubungan dengan lingkungan siswa
i. Menarik minat dan selera siswa
Cara lain untuk mengatahui pemahaman siswa terhadap puisi yag dibaca adalah mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap puisi tersebut. Rusyana memberikan alternatif lain lagi pada pembelajaran puisi, yakni:
a. Mempelajari puisi yang akan dibawakan
b. Menentukan kegiatan yang akan dilakukan
c. Memberikan pengantar pengajaran
d. Menyajikan bahan pengajaran
e. Mendiskusikan puisi yang sudah dibaca
f. Memperdalam pengalaman
3. Strategi Membaca Cerita
Langkah-langkah strategi membaca:
a. Membaca atau mendengarkan cerita
b. Menganalisis amanat dan tokoh cerita
c. Berdiskusi kelompok
d. Melaporkan hasil diskusi
4. Strategi Membaca Naskah Drama
Pada drama terdapat unsur seperti alur, tema, latar, penokohan, dan konflik. Perbadaan fiksi dengan drama terdapat pada:
a. Wawancang dan Kramagung
Wawancang merupakan percakapan, dan kramagung merupakan perintah atau petunjuk untuk berbuat (biasanya ditulis dengan tanda kurung)
b. Babak dan Adegan
Kegiatan ini dibagi menjadi dua, yaitu apresiasi dan ekspresi. Kegiatan apresiasi drama berarti membaca naskah, memperhatikan tokoh melalui perannya dan memperhatikan unsur peristiwa. Kegiatan ekspresi berarti mendramatisasikan naskah menjadi pertunjukan yang menarik
c. Alur
Alur adalah struktur gerak sebagai rangkaian peristiwa yang direka dan dijadikan dengan seksama sehingga menggerakkan jalan cerita. Alur dibagi menjadi elemen-elemen:
1) Pengenalan
2) Timbulnya konflik
3) Konflik memuncak
4) Klimaks
5) Pemecahan masalah
d. Penokohan
e. Dialog
Dialog harus mencerminkan semua yang terjadi selama permainan, dan selama pementasan harus mencerminkan pikiran para tokoh yang berperan
Dalam mengapresiasi, orang diharapkan dapat memahami isi sebuah drama melalui unsur-unsur intrinsik drama tersebut. Mengapresiasi sebuah drama dapat dilakukan melalui kegiatan pementasan drama. Pembelajaran drama yang bersifat ekspresif dapat ditempuh dengan langkah-langkah berikut: pertama, siswa diberi naskah drama untuk dibaca atau didalami. kedua, siswa diajak berdiskusi. Tahap terakhir diskusi berkaitan dengan compressed conflict atau konflik keadaan sebagai kegiatan mempertentengkan pandangan yang berbeda untuk memberika wawasan yang luas terhadap suatu objek.

Daftar Pustaka
St. Y Slamet. Dasar-Dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Dasar

Senin, 12 April 2010

Buka Asa

Diposting oleh el falasifah di 15.46 0 komentar
Rusukku tertusuk lagi
Sesak itu kembali sapa
Tatapan-tatapan itu buatku muak kan mereka
Hidup seakan tanpa makna

Secercah cahaya asa mengetuk gerbang hati
Gerombola masa datang lelehkan kalbu
Sinari esokku
Patahkan inginku
Wujudkan harapku

Lariku ke pantai
Untuk senja ku berkata: ”ku benar-benar tak ingin sendiri”
Tulisan ini tak terakhiri
Darimu, ku tau makna rasa

Kemunafikan

Diposting oleh el falasifah di 15.37 0 komentar
Q muak
Q muak dengan mereka

lembaran lusuh itu terbuka lagi
memori sialan itu termainkan
oleh siapa??
tanyakanlah pada si pembuka
hey..teganya kau!!
pada sipa Q bersandar
lihat???tak da satu pun
tak puaskah kau?
tawamua adalah tangisku
senyum licikmu kn tersimpan sebagai kenangan tak terperi
ingat itu!

keluhku pada langit biru
biarkan itu berlalu

akhirnya ku tinggalkan sajak sendu
sampah itu tak pernah kan kembali
 

el's note Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review